Disfungsi ereksi (DE) merupakan salah satu jenis gangguan seksual pada pria. Secara definisi DE adalah kurangnya kemampuan mempertahankan proses ereksi untuk melakukan aktivitas seksual dengan baik.
Pada dasarnya disfungsi ereksi terbagi dalam dua faktor penyebab, psikis dan organis. Penyebab faktor psikis biasanya dilatarbelakangi oleh faktor kejenuhan, kejengkelan, kekecewaan, hilangnya daya tarik terhadap pasangan, trauma seksual hingga rasa takut gagal yang terpicu dari kurangnya rasa kepercayaan diri.
Untuk faktor penyebab organis DE biasanya terkait penyakit seperti diabetes, hipertensi, hiperkolesterol, pasca-operasi prostat dan penyempitan pembuluh darah. Faktor usia juga dapat mempengaruhi dimana semakin tua usia semakin besar risiko DE.
Dari beberapa hasil temuan mengemukakan, mayoritas penderita DE pada usia produktif terpicu dari faktor psikis. Sementara DE pada penderita berusia diatas lima puluh tahun memiliki kecenderungan terpicu oleh faktor penyakir degeneratif.
Penyebab Disfungsi Ereksi
- Kelainan pembuluh darah
- Kelainan persarafan
- Obat-obatan
- Kelainan pada penis
- Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual
Kelainan pembuluh darah
Agar dapat menegang, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) dapat menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kelainan persarafan
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini dapat terjadi akibat:
- Cedera Diabetes melitus
- Sklerosis multiple
- Stroke
- Obat-obatan
- Alkohol
- Penyakit tulang belakang bagian bawah
- Pembedahan rektum atau prostat.
Obat-obatan
Risiko DE meningkat seiring dengan kebiasaan mengonsumsi narkotika, obat zat psikotropika, antidepresi (litium), obat penenang dan hormon. Serta dapat juga dipicu dari konsumsi obat-obatan anti-hipertensi dan antigastritis (simetidin).
Gejala
Pada disfungsi ereksi, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
- Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang (sedikitnya selama 3 bulan )
- Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
- Ereksi hanya sesaat.
Pengobatan
Impotensi dapat diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan yang ada tergantung kepada penyebab primernya. Selain itu ditujukan pula untuk memperbaiki fungsi ereksi. Tidak sedikit kasus disfungsi ereksi tidak memerlukan obat, terutama pada kasus disfungsi ereksi karena faktor psikologis. Disamping itu, peran pasangan sangat penting untuk membantu pemulihan disfungsi ereksi.
Beberapa cara pengobatan DE :
- Vacuum constriction.
- Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi).
- Terapi akupuntur
- Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.
Namun yang terbaik adalah mengadakan konsultasi dengan dokter spesialis pada bidangnya secepatnya. Lebih baik lagi untuk pengobatan gangguan DE adalah mencegah timbulnya gangguan dengan:
- Batasi atau menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan serupa
- Berhenti merokok
- Olahraga yang cukup
- Hindari/ kurang stress, rasa cemas dan depresi
- Istirahat yang cukup
- Periksa kesehatan secara teratur di dokter
Tips Mengatasi Disfungsi Ereksi
- Lakukan medical checkup, ketahui apakah ada indikasi penyakit faktor risiko disfungsi ereksi yaitu diabetes, ateroskleroosis, jantung, dan lainnya.
- Obati penyakit pencetus disfungsi ereksi, jika obatnya memiliki efek samping yang memperparah disfungsi ereksi, konsultasikan dengan dokter.
- Jalani gaya hidup sehat bebas stres yang mendukung terapi pengobatan.
- Jangan minum sembarang obat kuat tanpa pengawasan dokter guna menghindari efek samping yang dapat merugikan kesehatan tubuh.
- Cobalah variasi seksual misalnya dengan mencoba beberapa macam teknik foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan.
- Bila perlu konsumsi suplemen vitalitas yang dapat menjaga stamina sekaligus membantu terjadinya ereksi, tentunya setelah mengadakan konsultasi dengan tenaga medis terpercaya!