Apakah Anda pernah mendengar kata ‘telomer’? Telomer merupakan bagian protektif DNA yang terletak pada ujung kromosom. Mereka berperan sebagai jam molekular yang menentukan lama hidup suatu sel. Setiap kali sel membelah diri, telomer semakin pendek, secara bertahap menurunkan kemampuan sel untuk berfungsi secara baik. Para ilmuwan telah memikirkan hubungan pemendekan telomer dengan proses penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan usia. Mereka memikirkan kemungkinan bahwa orang yang memiliki telomer lebih panjang, memiliki hidup dan menua secara lebih baik.
Pada penelitian terbaru yang dimuat di Journal of the American Medical Association, peneliti mengatakan bahwa telomer mungkin berhubungan dengan kemampuan tubuh untuk mencegah infeksi common cold
. Mereka berhipotesis bahwa panjang telomer dapat memprediksi risiko infeksi ini pada orang dengan usia paling muda 22 tahun.
Untuk mengetahui secara pasti bagaimana telomer bekerja, peneliti utama Sheldon Cohen dari Carnegie Mellon University dan timmnya mengukur panjang telomer sel darah putih 152 orang berusia 18 sampai dengan 55 tahun. Setelah itu mereka dipaparkan pada rhinovirus yang dapat menyebabkan common cold dan dikarantina selama 5 hari untuk melihat apakah akan terjadi infeksi.
Dari 105 orang yang terinfeksi virus, 33 menunjukkan gejala common cold. Orang dengan telomer yang lebih pendek memiliki kemungkinan mengalami infeksi saluran pernapasan atas lebih tinggi. Namun, hal ini hanya ditemukan pada subjek penelitian berusia 21 tahun atau lebih. Secara keseluruhan, orang dengan telomer yang lebih pendek pada sel darah yang spesifik yaitu sel T CD8CD28 (berperan penting dalam mengeliminasi infeksi), lebih rentan terhadap infeksi.
Cohen mengatakan bahwa ini adalah pertamakalinya peneliti menghubungkan panjang telomer dengan kesehatan orang berusia muda sampai pertengahan. Ia mengatakan perlu penelitian lebih lanjut dengan virus lain dan dengan infeksi alami untuk memastikan implikasinya.