Dikatakannya seseorang memiliki kelebihan berat badan atau
obesitas, umumnya dapat dilihat melalui
Body Mass Index (BMI) yang dihitung oleh para ahli nutrisi dengan rumus tersendiri. Penggunaan rumus ini seringkali menyulitkan seseorang untuk lebih paham akan keadaan tubuh mereka sendiri tanpa bantuan ahli, sehingga pencegahan sejak dini sering kali terlewatkan.
Kini masalah tersebut mampu ditanggulangi dengan dipergunakannya metode baru yang lebih mudah dalam mengukur obesitas seseorang dilihat dari perbandingan ukuran pinggang mereka dengan ukuran pinggul
. Kedua ukuran ini menjadi penting diketahui sebagai acuan fisikal bentuk tubuh akan penumpukan lemak.
Apabila ukuran pinggang yang mengikuti lengkungan perut lebih besar daripada ukuran pinggul yang notabene dipengaruhi oleh ukuran tulang pinggul, maka mereka termasuk dalam rasio obesitas.
Selisih ukuran pinggang wanita yang lebih kecil sekitar 20 cm dari ukuran pinggul, menjadi acuan batas normal penumpukan lemak seseorang dengan lebar pinggul hingga 100 cm dan selisih ukuran pinggang yang lebih kecil sekitar 30 cm dari ukuran pinggul yang mencapai 180 cm. Lebih dari itu akan menjadi kasus khusus.
Berbeda dengan pengukuran pada kaum adam dimana selisih ukuran hanya sekitar 10 hingga 20 cm. Namun keduanya memiliki kesamaan yaitu terlihat secara fisik dimana apabila perut sudah terlihat membuncit, menandakan terjadinya penumpukan lemak terpusat yang sudah menunjukkan fase tubuh tidak sehat.
Untuk itu kiranya sebagai cara menjaga tubuh masih dalam tingkatan normal, perlunya kesadaran diri mengukur lingkar pinggang/perut dan melakukan olah raga rutin sebagai upaya pembakar lemak yang paling ampuh.