Di tangan dokter gigi yang handal dan pasien yang disiplin dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut,
dental implant dapat bertahan sepanjang hayat. Tingkat keberhasilannya sangat tinggi, namun kemungkinan efek samping tetap ada meski laporan kasusnya tidak begitu banyak Riset mengenai dental implant terus menerus dilakukan untuk mendapatkan jenis implant yang terbaik yang dapat berintegrasi dengan jaringan tulang tanpa efek samping di kemudian hari.
www.icoi-ap.org/patient_education.html
Dampak buruk paska operasi pemasangan dental implant tidak sama pada masing-masing orang. Yang jelas, dental implant adalah suatu benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh dan tentu menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh. Namun seberapa besar reaksi penolakan tersebut, bergantung pada jenis implant yang digunakan dan kesehatan pasien secara umum.
Dental implant dipasang dengan melubangi gusi dan tulang kemudian dipasang semacam sekrup sebagai pengganti akar gigi, kemudian diatasnya akan dipasang restorasi semacam mahkota tiruan yang menggantikan fungsi mahkota gigi asli. Dengan demikian, keberhasilan prosedur ini sangat bergantung pada seberapa baiknya penyembuhan jaringan gusi dan tulang, dan bagaimana jaringan tulang dapat berintegrasi (menyatu) dengan implant. Jika prosedur pemasangan tidak tepat, penyatuan implant dengan tulang mungkin tidak terjadi. Dental implant juga bisa patah, goyang, atau berubah posisi setelah beberapa lama yang mengindikasikan kegagalan perawatan, yang umumnya terjadi karena gagalnya penyatuan antara implant dan tulang. Mengingat prosedur ini sifatnya sangat invasif, pemulihan membutuhkan waktu yang cukup lama (beberapa bulan) dan sementara itu pasien dapat merasakan ketidaknyamanan, pembengkakan di daerah operasi, dan rasa sakit selama beradaptasi dengan implant.
Selain itu, resiko terjadinya infeksi juga cukup tinggi. Sumbernya yang paling umum adalah daerah operasi yang terkontaminasi, apalagi pada pasien dengan keberhasilan mulut buruk yang mengandung banyak bakteri patogen. Oleh sebab itu sebelum dimulainya perawatan pasien perlu menerapkan kedisiplinan dalam menjaga oral hygiene. Sebagian ahli menganggap pemberian antibiotik profilaksis (diberikan sebelum pemasangan implant) dapat membantu dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi. Pasien dengan kondisi sistem imun yang menurun, penderita penyakit metabolik seperti diabetes, pasien dengan riwayat penyakit jantung atau pernah menerima radioterapi pada daerah leher dan kepala juga lebih rentan untuk mengalami infeksi paska operasi. Kegagalan perawatan juga lebih rentan terjadi pada pasien perokok, dan sebaiknya pasien mulai berhenti merokok sebelum prosedur perawatan dimulai untuk menghindari kegagalan perawatan.
Mengingat perawatan dental implant ini termasuk mahal dan cukup beresiko, alangkah baiknya jika pasien ditangani oleh dokter gigi yang berkompeten dan memiliki keterampilan yang baik untuk mendapatkan hasil perawatan yang memuaskan,meski perawatan ini boleh dilakukan oleh bidang spesialisasi apapun maupun dokter gigi umum . Sebagian besar perawatan membuahkan keberhasilan, dan protesa dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Yang penting pasien menjaga oral hygiene, dan menjaga pola makan serta mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter gigi. Sebelum menyetujui perawatan, galilah sebanyak mungkin informasi mengenai prosedur perawatan beserta efek sampingnya dari dokter gigi yang akan memasang dental implant kepada Anda sebab dokter gigi tersebut lah yang mengetahui kondisi gigi dan mulut Anda secara keseluruhan beserta riwayat medis Anda secara lengkap
!