Deamonte Driver baru berumur 12 tahun saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Bocah yang berasal dari Maryland ini meninggal karena infeksi otak, yang asalnya dari infeksi gigi yang tidak dirawat. Selama 6 minggu ia dirawat di rumah sakit, dan bakteri yang menyebabkan abses pada gusinya telah menyebar dan menginvasi otak hingga akhirnya ia menyerah.
Driver bukan satu-satunya pasien yang meninggal akibat sakit gigi yang tidak dirawat. Setiap tahunnya dilaporkan kasus pasien yang meninggal disebabkan masalah gigi dan mulut yang dibiarkan dan disepelekan. Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia pun banyak terjadi kasus seperti ini, walau mungkin tidak banyak yang diangkat oleh media. Salah satunya menimpa almarhum Leysus, pelawak yang pernah tergabung dalam kelompok Srimulat.
Masih banyak orang yang menganggap sakit gigi dapat sembuh dan hilang sendiri asal sudah tidak terasa sakit lagi, dan tidak sebahaya penyakit lain seperti jantung atau stroke yang dapat berujung kepada kematian. Sakit gigi hanya dianggap masalah “lokal”, tidak akan lari kemana-mana, tidak akan menjalar ke bagian tubuh yang lain. Anggapan ini harus segera diluruskan.
Awalnya hanya lubang kecil pada gigi. Pola makan tidak sehat dipadu dengan kelalaian menjaga kebersihan mulut membuat lubang tersebut makin lama makin besar. Infeksi terus berlanjut, dapat menyebabkan persyarafan gigi mati, kemudian bakteri mencapai jaringan di bawah gigi dan menyebabkan abses yang berisi nanah. Jika tidak dirawat, abses dapat mengarah kepada komplikasi yang serius dan mengancam jiwa.
Jangan kaget bila Anda menjumpai seseorang yang sedang sakit gigi hingga daerah kepala dan lehernya bengkak. Pada pasien dengan daya tahan tubuh yang lemah dan tidak segera mendapatkan perawatan, abses yang berisi nanah dapat menyebar ke daerah jaringan sekitar, bahkan ke daerah kepala dan leher. Abses tahap lanjut juga dapat merusak jaringan dan tulang di daerah yang tertipis, sehingga nanah keluar menembus pipi. Abses gigi yang sudah menyebar ke rongga-rongga yang terdapat pada wajah dapat menyebabkan kondisi yang disebut Angina ludwig, dimana terjadi pembengkakan yang masif, dan penderita sangat kesakitan, susah menelan, kesulitan bernafas, demam tinggi dan tubuh terasa lemas. Pada tahap ini, bila perawatan tidak segera diberikan maka dapat berakibat fatal dan mengakibatkan kematian.
Sumber: http://content.nejm.org/cgi/content/full/359/14/1501
Pasien pada gambar di atas mengalami Angina ludwig akibat sakit gigi, di mana abses telah menyebar. Kondisi ini dapat berkembang dengan cepat menyebabkan penyumbatan jalan nafas, dan menyebabkan kematian. Pasien ini dapat sembuh setelah perawatan yang intensif di ICU dan mendapatkan perawatan bedah dan pemberian antibiotik.
Selain itu, bakteri yang menginfeksi gigi dapat memasuki peredaran darah, dan menginfeksi organ vital seperti jantung dan otak, yang juga berujung kepada kematian.
| Sumber: www.doctorspiller.com/extractions
Kasus abses pada gigi depan atas yang tidak dapat dirawat seperti pada gambar disamping dapat menyebabkan pembengkakan hingga pipi dan mata. Bakteri bahkan dapat menyebar hingga menyebabkan abses pada otak dan disebut cavernous sinus thrombosis. Pembengkakan juga terjadi di sekitar rahang hingga dagu dan leher. |
Tidak ada satupun orang yang dapat mencegah datangnya ajal, namun sungguh tragis bila seseorang meninggal karena sakit gigi yang sebetulnya dapat dicegah menjadi parah kalau saja ditangani sedini mungkin
!