Angka penderita diabetes semakin meningkat. Diperkirakan 1 pasien meninggal per 10 detik akibat diabetes. Berdasarkan data terbaru dari Federasi Diabetes Internasional, 285 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes
. Di Indonesia juga hampir mempunyai gambaran yang sama. Dalam World Diabetes Congress 2009 yang dilakukan di Montreal disebutkan kalau Indonesia menduduki posisi sebagai negara dengan jumlah pasein diabetes terbanyak ke-9 . Karena itu, setiap orang dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat.
Menurut ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) dr. Achmat Rudijanto, SpPD-KEMD, penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang terus menerus dan bervariasi ini biasanya disertai dengan gejala-gejala klasik seperti sering kencing, banyak minum, banyak makan tapi kurus, serta penurunan berat badan. Karena itu, terang Rudi, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Apa penyebabnya? Diabetes, menurut Rudi, disebabkan oleh berbagai faktor, bergantung pada tipenya. Diabetes tipe 1, terang dia, disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas, sehingga tubuh kekurangan insulin."Karena itu, sejak terdeteksi pasien harus menggunakan insulin sepanjang hidup," tutur Rudi dalam press conference memperingati hari diabetes sedunia yang jatuh 14 november mendatang, di Jakarta, Senin (9/11). Diabetes tipe 1 ini, lanjut Rudi, bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, tetapi umumnya telah terdeteksi di bawah usia 20.
Sedang diabetes tipe 2, lanjut dia, disebabkan oleh kecacatan dalam produksi insulin dan resistensi terhadap insulin (berkurangnya sensitifitas terhadap insulin). Diabetes tipe 2, menurut Rudi, merupakan jenis diabetes yang paling banyak diderita."Lebih dari 95% kasus diabetes merupakan tipe ini." Jenis diabetes ini umumnya terjadi pada orang dewasa, rata-rata di atas 30 tahun. Menurut Rudi, diabetes tipe 2 awalnya bisa diatasi dengan diet, dilanjutkan dengan pil namun pada akhirnya akan menggunakan insulin.
Jenis lainnya, lanjut Rudi, adalah diabetes gestasional. Jenis ini disebabkan oleh kelainan glukosa pada saat kehamilan dan biasanya akan kembali normal setelah melahirkan."Akan tetapi ke depan dia mungkin menjadi diabetes." Menurut Rudi, sekitar 50% dari ibu yang menderita diabetes gestasional akan mengalami diabetes. Karena itu,lanjut Rudi, ibu harus berhati-hati jika mengalami peningkatan glukosa darah saat hamil. Ibu, terang dia, sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin.
Bagimana dengan perempuan diabetes, bisakah hamil? Menurut Rudi, diabetes tidak jadi penghalang untuk hamil. Akan tetapi, ibudianjurkan melakukan terapi. Berdasarkan data, terang dia, terapi yanga aman untuk ibu hamil yang berisiko tinggi diabetes adalah insulin. Terapi insulin ini, terang Rudi, sebaiknya dilakukan sepanjang kehamilan dan disesuaikan setelah melahirkan. Kalau menyusui, lanjut dia, sebaiknya tetap menggunakan insulin, tapi kalau tidak bisa diganti dengan pil. Kenapa insulin?" Kalau pil, kita takut akan masuk ke bayi melalui ASI."